Kamis, 29 Desember 2011

contoh proposal skripsi


1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab (Depdiknas : 2003).
Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangat penting sekali, karena dengan pendidikan manusia dapat berpikir dan memenuhi rasa keingintahuan terhadap fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu basic untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) adalah dengan jalan meningkatkan kualitas mutu pendidikan  yang merupakan salah satu jalur yang strategis.
Sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan formal yang bertugas memberikan pembelajaran kepada anak didik, sehingga anak didik memiliki kecakapan dan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebagai salah satu jenjang dalam sistem pendidikan di Indonesia yang mempunyai tujuan memberikan dasar dan konsep-konsep yang kuat kepada siswa tentang berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam berbagai mata pelajaran. Salah satunya adalah pelajaran ipa yang dapat membantu siswa untuk dapat berfikir kritis, logis, dan sistematis. Sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat bermamfaat dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu SMA dan perguruan tinggi.
Tercapainya tujuan di atas merupakan tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran ipa di sekolah. Tetapi adanya kenyataan bahwa  anak- anak pada umumnya banyak tidak menyenangi pelajaran ipa, bahkan ada pula anak yang membenci pelajaran ipa (Karso dan Suherman, 1993 dalam Junaidi 2009 ).
 Namun kenyataannya menunjukkan bahwa rata-rata siswa kurang memiliki minat dan motivasi terhadap mata pelajaran ipa. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata mid. semester siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Teniga Tanjung sebagai hasil observasi awal tanggal 18 februari 2010 sebagai berikut:
Tabel 1.1. Data nilai rata-rata hasil mid. semester ganjil siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Teniga Tanjung pada mata pelajaran ipa tahun pelajaran 2010/2011.
Kelas
Hasil Mid. Semester
Nilai rata-rata
Persentase ketuntasan
KKM
Kelas VII
57,90
51,61%
60
Kategori
Tidak tuntas
Dari data di atas menunjukkan bahwa nilai rata rata hasil mid. semester tersebut memiliki persentase ketuntasan yang rendah, artinya menunjukkan prestasi belajar siswa jauh dari ketuntasan dimana syarat ketuntasan klasikal ≥ 85% siswa memperoleh nilai 60 (KKM ;MTs Nurul Yaqin Teniga Tanjung ). Data selanjutnya dapat dilihat pada( lampiran 1 dan 2).
Adapun penyebab dari permasalahan tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran saat observasi adalah :
1.1.1.      Kurangnya penguasaan siswa dalam memahami konsep konsep ipa pada jenjang sekolah dasar (SD)
1.1.2.      Input atau siswa yang masuk di sekolah swasta / Madrasah Tsanawiyah sebagian besar memiliki kemampuan di bawah rata rata.
1.1.3.      Kurangnya semangat siswa dalam belajar ipa karena sebagian besar siswa selalu berpendapat bahwa ipa adalah pelajaran yang rumit, sehingga kadang kadang  ditakuti.
1.1.4.      Metode atau model pembelajaran yang di terapkan oleh guru tidak cocok dengan karakteristik siswa.
Sebagai tindak lanjut dari permasalahan tersebut, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan harapan agar aktivitas dan prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimana penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe STAD ( Student Team Achievement Division ) dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VII MTs Nurul Yaqin Teniga Tanjung pada materi pokok gaya tahun pelajaraan 2010-2011 ?”
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa Kelas VII MTs Nurul Yaqin Teniga Tanjung tahun pelajaraan 2010-2011, melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif  Tipe STAD pada materi pokok gaya.
1.4.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1.4.1.      Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif  Tipe STAD dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VII MTs Nurul Yaqin Teniga Tanjung pada materi pokok gaya tahun pelajaraan 2010-2011.
1.4.2.      Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
a.         Siswa
Dapat membantu siswa untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar pada mata pelajaran Ipa,  khususnya pada materi pokok gayasehingga standar kompetensi dapat dituntaskan oleh siswa secara optimal.

b.        Guru
Sebagai salah satu pedoman bagi guru bidang studi Ipa untuk mengembangkan metode mengajar dalam upaya meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas siswa sehingga proses pembelajaran tidak monoton pada metode ceramah saja.
c.         Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, mengembangkan strategi pembelajaran dan dapat menjadi alternatif dalam mengatasi masalah pembelajaran terutama pembelajaran Ipa materi gayapada siswa kelas VII MTs Nurul Yaqin Teniga Tanjung.
1.5.Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap makna judul dalam penelitian ini, perlu dijelaskan istilah-istilah sebagai berikut:
1.5.1.      Penerapan
Penerapan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menerapkan (Alwi, 2001:180).
            Jadi penerapan dalam penelitian ini adalah suatu proses pembelajaran.
1.5.2.       Model Pembelajaran Kooperatif  tipe STAD
Dalam penelitian ini pembelarajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division / Pembagian Pencapaian Tim
1.6.Lingkup Penelitian
Pembatasan ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:
1.6.1.      Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di MTs Nurul Yaqin Teniga Tanjung pada tahun pelajaraan 2010-2011.
1.6.2.      Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Nurul Yaqin Teniga Tanjung
                    



1.6.3.      Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif  Tipe STAD untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi pokok gaya yang terdiri dari gaya sentuh dan gaya tak sentuh.























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Landasan Teori
2.1.1.      Hakekat Ipa

  1. Hakekat IPA adalah ”IPA sebagai produk, dan IPA sebagai proses”. Secara definisi, IPA sebagai produk adalah hasil temuan-temuan para ahli saintis, berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori-teori. Sedangkan IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi adanya temuan-temuan tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa alam. Maka dari itu IPA sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakekatnya IPA sebagai proses.
  2. Untuk memperjelas pengetahuan kita tentang hakekat IPA perlu dikemukakan istilah-istilah ”fakta, konsep, prinsip, dan teori” sebagai berikut:
3.      Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta. Konsep merupakan penggabungan antara fakta-fakta yang ada hubungannya satu sama lain. Contoh: semua zat tersusun atas partikel-partikel; benda-benda hidup dipengaruhi oleh lingkungan; materi akan berubah tingkat wujudnya bila menyerap atau melepaskan energi.;
4.      Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsp IPA. Contohnya: udara yang dipanaskan memuai, adalah prinsip menghubungkan konsep udara, panas, pemuaian. Artinya udara akan memuai jika udara tersebut dipanaskan;
2.1.2.      Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam prilaku sebagai hasil dari pengalaman( cronbach dalam sunarto, 2009 ) . Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan merupakan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakukan (Hamalik, 2005:36). Pendapat lain mengatakan “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003: 2)
Selanjutnya menurut Sadirman (2003:20-21) belajar dapat dilihat dalam arti luas maupun sempit/khusus. Dalam pengertian luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
2.2.Kerangka Berpikir

Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievemen Division) siswa menggunakan lembar kerja, serta siswa diberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam mengelola informasi sehingga siswa dapat saling berintraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif dan bekerjasama untuk memahami materi pelajaran.
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD juga masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang, di bentuk dari anggota yang heterogen terdiri dari laki- laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Salah satu tuju mengapa anggota kelompok di bentuk dari siswayang memiliki kemampuan heterogen yaitu agar siswa dapat saling berbagi (sharring) dan saling melengkapi.
Gaya merupakan salah satu materi dalam pelajaran Ipa yang konsepnya kongkrit namun harus memerlukan perhatian khusus dari siswa sehingga materi ini mudah dipahami  oleh sebab itu penelitian ini memerlukan perencanaan yang baik yaitu penggunaan  model pembelajaran yang dipilih oleh guru, siswa dapat berperan secara aktif melalui intreaksi antar sesamanya. Hal ini dapat dimungkinkan melalui pembelajaran kooperatif,  karena setting dalam kelas kooperatif siswa lebih banyak belajar dari satu siswa dengan siswa yang lain diantaranya sesama siswa dari  pada belajardari guru. Intraksi ini akan meningkatkan penguasaan mereka terhadap konsep-konsep yang sulit.
Penyampaian materi Gayamelalui model pembelajaraan kooperatif  tipe STAD akan memancing siswa untuk lebih aktif dan berpikir kritis karena siswa diberikan kesempatan untuk mencari sendiri pemecahan masalah dengan kerjasama menyelesakan berbagai bentuk soal-soal  gayadalam kelompok kecil, sehingga mereka saling membantu dan bekerjasama dalam menemukan suatu penyelesaian dari permasalahan gayayang diberikan.
2.3.Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan atau anggapan sementara yang masih perlu dibuktikan kebenarannya (sutrisno hadi ,2004:40). Adapun hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
            “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD diduga dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VII  MTs Nurul Yaqin Teniga
 Tanjung pada materi pokok gayaTahun Pelajaran 2010/2011”.






BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitan
Adapun jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru/peneliti di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki pembelajaran, yang dilakukan secara bertahap dan terus menerus selama kegiatan penelitian dilakukan sampai hasil yang terbaik ( Ekawarna, 2010 : 4 ).
3.2.Pendekatan Penelitian
Dalam hal ini pendekatan dari penellitian yang dilakukan adalah :
3.2.1.      Pendekatan kuantitatif
Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan yang dalam penelitiannya menggunakan data-data berupa bilangan, baik data diskrit maupun data kontinu. Misalnya, data nilai ulangan dalam suatu pokok bahasan tertentu, data jumlah siswa, data berat badan dan lain-lain. Dalam hal ini pendekatan kuantitatif adalah data yang berupa angka yang diperoleh dari hasil tes atau evaluasi.
3.2.2.      Pendekatan kualitatif
40
Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang dalam penelitiannya menggunakan data yang dikategorikan menurut kualitas objek yang dipelajari. Misalnya: baik, berhasil, tuntas, gagal, senang, dan lain-lain yang diperoleh dari data aktivitas siswa dan guru (Tampomas, 1999:38 dalam Junaidi,2009:39).


3.3.Rancangan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimaksud dirancang beberapa siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yatiu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan Evaluasi serta refleksi. Secara rinci prosedur tindakan ini dijabarkan sebagai berikut:
3.3.1. Siklus I
3.3.1.1.  Perencanaan
Dalam tahap ini hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah:
a.     Peneliti mensosialisasikan model pembelajaran tipe STAD pada guru Ipa.
b.    Menyiapkan lembar observasi untuk mencatat aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung.
c.    Membentuk kelompok yang heterogen, baik dari kemampuan akademik, suku dan jenis kelamin yang terdiri dari empat atau lima orang.
d.   Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai bahan diskusi.
e.    Mendesain alat evaluasi dalam bentuk essay
f.     Merencanakan analisis hasil tes.


3.3.1.2.  Pelaksanaan tindakan
Dalam tahap pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan skenario pembelajaran tipe STAD yang telah disusun dan guru sebagai observer.
3.3.1.3.  Observasi dan Evaluasi
Kegiatan observasi dilakukan secara kontinu setiap kali pembelajaran berlangsung dalam pelaksanaan tindakan dengan mengamati kegiatan guru dan aktivitas siswa. Sedangkan evaluasi dilakukan setelah akhir setiap siklus dengan memberikan tes soal essay yang dikerjakan secara individual sesuai dengan skenario yang disusun.
3.3.1.4.  Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir siklus. Pada tahap ini, peneliti bersama guru mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diperoleh dalam pemberian tindakan pada siklus I. Sebagai acuan dalam refleksi ini adalah hasil observasi dan evaluasi. Jika hasil observasi memiliki kategori sangat baik dan hasil evaluasi memenuhi syarat ketuntasan individual ≥ 60 dan ketuntasan klasikal  ≥ 85% memperoleh nilai tersebut, maka penelitian tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya, tetapi jika sebaliknya maka penelitian akan dilanjutkan ke siklus berikutnya sampai mendapatkan hasil yang diharapkan.

3.3.2. Siklus II
Siklus II dilaksanakan karena refleksi pada  akhir siklus I tidak mendapat hasil yang diharapkan, baik pada hasil observasi aktivitas belajar siswa maupun pada hasil observasi evaluasi belajar siswa.
3.4.Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.4.1.      Lembar observasi
Pedoman observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang nampak pada objek penelitian. Pada penelitian ini, observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan guru.
3.4.2.      Tes
            Untuk mengetahui hasil belajar siswa dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes uraian yang dibuat oleh peneliti sendiri sebanyak 5 (lima) butir soal untuk masing-masing siklus dengan jumlah skor 100 jika siswa menjawab seluruh soal dengan benar.
3.5.Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian
3.5.1.      Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan  di MTs Nurul Yaqin Teniga Tanjung Tahun Pelajaran 2010/2011.
3.5.2.      Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap selama 5 kali pertemuan ( 10 jam pelajara) mulai dari tanggal 18 Februari sampai dengan 2 Maret, tahun pelajaran 2010/2011.

3.6.Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, teknik  pengumpulan data sangat diperlukan karena dengan cara ini kita dapat mengetahui darimana data dikumpulkan atau dengan cara apa data diperoleh, adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
3.6.1.   Sumber Data
Sumber data penilaian ini berasal dari guru dan siwa kelas VII MTs Nurul Yaqin Teniga Tanjung.
3.6.2.   Jenis data yang didapatkan adalah kualitatif dan kuantitatif yang 
terdiri dari:
3.6.2.1.Data aktivitas belajar siswa (Data kualitatif) diperoleh setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung.
3.6.2.2.Data hasil pembelajaran (Data kuantitatif) diperoleh setelah diadakan tes evaluasi.
3.6.3.   Cara pengambilan data
Cara pengambilan data dalam penelitian ini adalah :
3.6.3.1.   Data hasil belajar diperoleh dengan cara memberikan tes
setiap akhir siklus.
3.6.3.2.   Data tentang aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar                       guru diperoleh dari lembar observasi yang di isi oleh observer dengan melihat keberlangsungan proses belajar mengajar dari awal sampai selesai.

3.7.Teknik Analisis Data
Adapun tehnik analisis datanya sebagai berikut :
3.7.1.      Data Hasil Observasi Siswa.
Data hasil observasi siswa dianalisis dengan  langkah-langkah sebagai berikut:
3.7.1.1.      Menentukan skor yang diperoleh siswa.
Skor setiap individu tergantung banyaknya perilaku yang dilakukan oleh siswa dari sejumlah indikator yang diamati dengan aturan sebagai berikut :
Skor 4 diberikan jika 76%-100% yang melakukan deskriptor
            Skor 3 diberikan jika 51%-75% yang melakukan deskriptor   Skor 2 diberikan jika 26%-50% yang melakukan deskriptor
Sekor 1 diberikan jika 0%-50% yang melakukan deskriptor   (Nurkencana : 1999, dalam wiryawan 2009)
3.7.1.2.      Menentukan skor maksimal ideal dan standar deviasi ideal.
                              MI =
SDI  = MI  atau
DI =
Keterangan:
MI : Mean Ideal
SDI : Standar Deviasi Ideal
3.7.1.3.      Menentukan kategori aktivitas belajar siswa
 Kategori aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1.2. Kategori aktivitas siswa
 Nilai
Kategori
M ≥ MI + 1,5 SDI
MI + 0,5 SDI ≤ M < MI +1,5 SDI
MI – 0,5 SDI ≤ M < MI + 0,5 SDI
MI – 1,5 SDI ≤ M < MI – 0,5 SDI
M < MI – 1,5 SDI
Sangat aktif
Aktif
Cukup aktif
Kurung aktif
Sangat kurang aktif
Keterangan M = Rata-rata aktivitas siswa
(Nurkencana;1983 dalam Junaidi, 2009 : 44 )
3.7.2. Data Hasil Observasi Guru
Data hasil observasi aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung di analisis dengan langkah-langkah sebagai berikut :
3.7.2.1. Menentukan skor yang diperoleh
Skor setiap individu tergantung banyaknya perilaku yang dilakukan oleh guru dari sejumlah indikator yang diamati.
Skor 5 diberikan jika semua deskriptor nampak
Skor 4 diberikan jika 3 deskriptor yang nampak
Skor 3 diberikan jika 2 deskriptor yang nampak
Skor 2 diberikan jika 1 deskriptor yang nampak
Skor 1 diberikan jika tidak ada deskriptor yang nampak dilakukan oleh guru.


3.7.2.2. Menentukan skor maksimal ideal dan standar deviasi ideal
MI =
SDI  = MI  atau
SDI=  =
Keterangan:
MI : Mean Ideal
SDI : Standar Deviasi Ideal
3.7.2.3.    Menentukan kategori aktiviatas guru
Kategori aktivitas guru adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2.  Kategori kegiatan guru
Nilai
Kategori
M ≥ MI + 1,5 SDI
MI + 0,5 SDI ≤ M < MI +1,5 SDI
MI – 0,5 SDI ≤ M < MI + 0,5 SDI
MI – 1,5 SDI ≤ M < MI – 0,5 SDI
M < MI – 1,5 SDI
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
(Nurkencana, 1983 dalam Junaidi, 2009 : 44 )